EXPRESSION

3 DIMENSI

Thursday, August 26, 2004

Perasaan vs Logika

Postingan kemarin “Menerimamu kembali” adalah real story. Gue menulisnya terinspirasi dari kasus perceraian Ray Sahetapy & Dewi Yull. Sayang banget yah..padahal usia perkawinan mereka dah 23 thn Ga gampang bisa seawet itu..
apalagi untuk kalangan selebritis yang sarat dengan kasus kawin-cerai…

Trus dengar berita yang lagi rame2nya, ternyata mereka bercerai karena ada pihak ketiga.. serunya lagi, pihak ketiga ini statusnya janda mana usianya jauh lebih tua lagi.
Lazimnya pihak ketiga itu sering diasumsikan memiliki kelebihan dari segi fisik, kalo ga lebih muda pasti lebih cantik, lebih sexy gitu deh…

Dan dari berita yang beredar juga, ternyata pihak ketiga ini dari segi fisik emang tidak lebih bagus dari Dewi Yull, tapi dari segi materi…woow keren…tajir booo… apalagi konon kabarnya usaha Ray Sahetapy lagi ambruk sejak 3 tahun lalu… hampir seiring dengan lamanya perselingkuhan Ray ama pihak ketiga itu..

Waktu diadakan jumpa pers, Dewi Yull dengan penuh linangan air mata mengatakan bahwa dia sangat mencintai suaminya. Ray hanya diam dan mengangguk mengiyakan.

Serem juga ya…

Walaupun dalam agama mereka, berisitri lebih dari 1 diperbolehkan, tapi Dewi Yull memilih bercerai daripada diduakan… Siapa sih yang mau diduakan?

Yah disinilah logika dan perasaan yang berperan….

Perasaan mencintai tetap ada dalam diri Dewi Yull bahkan amat sangat cinta, tapi logikanya berkehendak lain… memilih bercerai daripada dimadu…

Kadang kita cenderung mengikuti perasaan, hingga tidak sadar membawa kita larut didalamnya dan melakukan hal-hal yang tidak masuk logika.. terlihat bodoh....

Satu contoh lain :

Ia tahu kalau pria itu sudah beristri dan punya anak… tapi ia lupakan semua itu ketika pria itu mendekatinya dengan gigih dan pantang menyerah..
Ia terbuai dengan perhatian yang jarang ia temukan dari pria lain yang selama ini mendekatinya… Ia terlena dengan bualan pria itu bahwa hubungan dengan istrinya sudah retak dan penuh ketidakbahagiaan….
Ia benar-benar disetir oleh perasaannya…. Seakan-akan fakta yang ia tahu tidak berarti apa-apa…

Tatkala ia tersadar…..
Ia mulai mempertanyakan rasa cintanya pada pria itu, mulai timbul rasa bersalah, memaki diri sendiri sebagai orang yang bodoh…idiot dan semacamnya..
Logika menuntunnya untuk melupakan pria itu, logika melarangnya untuk bertemu dengan pria itu…walaupun pria itu tetap gigih mengejarnya…

Hmm..hmm… ….mungkin yang membaca cerita di atas juga larut dalam perasaan..
Coba renungkan, seberapa sering kadar perasaan kita lebih besar dari logika, demikian pula sebaliknya…
Ingat berapa banyak kebodohan yang sering kita lakukan, dan seberapa besar usaha kita untuk memperbaikinya…

0 Comments:

Post a Comment

<< Home

 

Powered by Blogger